Wednesday, December 21, 2005

:( Angin Malam...brrrr......

[Selasa malam, melamun mode on]

Angin berhembus kencang malam ini. Kemudian, datang kembali rasa dan mimpi yang seharusnya sudah terkubur rapat dan dalam ke lubang yang bernama 'masa lalu'. Bodoh, buta, atau naif adalah kata yang sering terlontar untuk si aku.

Si aku yang buta. Buta hati, buta pikiran, dan buta mata.
Apakah setiap orang pernah menjadi buta?

Si aku yang tiba-tiba menjadi bodoh hanya karena pertemuan yang tidak disengaja. Padahal pertemuan ini mempunyai peluang 9/10 karena suatu faktor yang bernama lokasi. Si aku juga terkadang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan yang bukan.

Si aku tidak pernah jera untuk berkata "Jika saja..." dan "Andaikan....". Akhir dari perkataan itu selalu sama, "Tidak ada gunanya menyesal". Akan tetapi, sering kali akhir tersebut terjadi ketika sesuatu yang seharusnya
menyenangkan lewat begitu saja, hanya karena Si aku selalu berkata "Andaikan..." atau "Jikalau....". Akhir perkataan itupun selanjutnya juga menyisakan penyesalan yang lain.

Tanpa terasa, Si aku telah mengisi hari-hari kehidupannya dengan penyesalan. Hari-hari yang seharusnya dapat digunakan untuk bermimpi dan berjuang untuk menggapai impian itu.

Angin kembali berhembus, memberikan rasa beku yang luar biasa sampai ke tulang belulang.Angin yang sama ketika 'masa lalu' itu dimulai. 'Masa lalu' sebenarnya sangat indah, seharusnya sangat menyenangkan untuk ditonton kembali.Akan tetapi, Si aku telah terlalu sakit dan lemah hanya untuk sekedar menonton. Si aku pernah memutuskan untuk menganggap 'masa lalu' itu tidak pernah ada. Kembali Si aku menyerah pada kenyataan. Si aku tidak bisa berlari dari kenyataann. Kemanapun Si aku berlari, 'masa lalu' selalu ada karena dia tidak mati.

Suatu syair nyanyian menyatakan bahwa selalu ada masa pasang dan surut. Namun, syair itu juga menyatakan bahwa kematian bukan tragedi karena kematian berarti dapat meninggalkan semuanya. Si aku sangat bersyukur masih diberkahi kehidupan dan belum mau menghadapi yang namanya kematian hanya karena apa yang telah dilalui. Si aku bertekat, walaupun kematian akan datang pada saatnya, jiwa dan semangat Si aku akan terus hidup.


Pesan moral: jangan kena angin malam, ntar ngomongnya ngelantur seperti Si Aku.